VIDEO Panangian School of Property
PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY
Rabu, 11 September 2013
~ SPECIAL INVITATION !!!
PANANGIAN SCHOOL MENGUNDANG Bapak & Ibu
SPECIAL INVITATION !!!
WORKSHOP PROPERTY 2013
Pembicara Para Pakar Properti :
~ Dr. Panangian Simanungkalit ( Pakar Properti No.1 )
~ Dr. Matius Jusuf, MBA, MM (CMM APG )
~ Andy K Natanael ( CMM Modernd Land )
~ DLL
~ Andy K Natanael ( CMM Modernd Land )
~ DLL
1. Bagaimana Trend (Makro dan Mikro) Properti di Indonesia Tahun 2013
2. Bagaimana Cara Meraih Untung 18 Miliar dengan Modal 120
Jt melalui Investasi Properti, dan
3. Bagaimana Cara Meraih Keuntungan Tertinggi dari
Pengembangan Suatu Lahan
4. Bagaimana Mendapatkan ROI 150 % dalam Berinvestasi Di
Properti.
5. Kapan Kita membeli, kapan kita menjual Properti itu
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk Reservasi Tempat, Hubungi : ANJAS : 0813.1478.0222
Registrasi : (Workshop#NAMA#PEKERJAAN)
~ INFO SEPUTAR PROPERTY
INFO SEPUTAR PROPERTY
Panangian Simanungkalit: Indonesia Butuh Lembaga Rumah Susun
RumahCom - Pembentukan lembaga khusus rumah susun mutlak
dilakukan sebagai salah satu upaya mengatasi masalah backlog perumahan
di Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Panangian Simanungkalit, Direktur
Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI).
Dikatakannya, masalah yang saat ini tengah dihadapi Indonesia adalah kekurangan atau backlog perumahan yang jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya. Ditambah lagi jumlah ketersediaan lahan yang semakin terbatas.
Panangian menilai, langkah pemerintah saat ini yang mengandalkan pihak swasta—dalam hal ini pengembang—untuk membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sudah cukup keliru.
"Pemerintah tidak bisa mengandalkan pihak yang berorientasi bisnis untuk menjual produk yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Apalagi pengembang dihadapkan oleh masalah kelangkaan lahan. Pengusaha memang sudah secara alamiah akan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan untuk mendatangkan keuntungan," kata Panangian di Jakarta, kemarin (18/12).
Untuk itu, dia melanjutkan, pemerintah seharusnya membentuk sebuah badan khusus untuk menangani masalah perumahan ini. Sebuah badan berskala nasional yang khusus mengelola rumah susun. "Mengapa rumah susun? Karena memang itu yang dibutuhkan saat ketersediaan tanah mulai menipis," ujar Panangian
Panangian mencontohkan lembaga rusun yang berhasil di Singapura, Malaysia, dan Korea. Menurutnya, lembaga tersebut antara lain bertugas menyosialisasikan budaya tinggal di rumah susun. Selain itu, lembaga ini juga bisa diberdayakan untuk menangani daerah kumuh. (*)
Dikatakannya, masalah yang saat ini tengah dihadapi Indonesia adalah kekurangan atau backlog perumahan yang jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya. Ditambah lagi jumlah ketersediaan lahan yang semakin terbatas.
Panangian menilai, langkah pemerintah saat ini yang mengandalkan pihak swasta—dalam hal ini pengembang—untuk membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sudah cukup keliru.
"Pemerintah tidak bisa mengandalkan pihak yang berorientasi bisnis untuk menjual produk yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Apalagi pengembang dihadapkan oleh masalah kelangkaan lahan. Pengusaha memang sudah secara alamiah akan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan untuk mendatangkan keuntungan," kata Panangian di Jakarta, kemarin (18/12).
Untuk itu, dia melanjutkan, pemerintah seharusnya membentuk sebuah badan khusus untuk menangani masalah perumahan ini. Sebuah badan berskala nasional yang khusus mengelola rumah susun. "Mengapa rumah susun? Karena memang itu yang dibutuhkan saat ketersediaan tanah mulai menipis," ujar Panangian
Panangian mencontohkan lembaga rusun yang berhasil di Singapura, Malaysia, dan Korea. Menurutnya, lembaga tersebut antara lain bertugas menyosialisasikan budaya tinggal di rumah susun. Selain itu, lembaga ini juga bisa diberdayakan untuk menangani daerah kumuh. (*)
Panangian: "Sekarang Waktunya Membeli!"
shutterstock
Pergerakan
bunga kredit perbankan telah memicu peningkatan permintaan dari
masyarakat sekaligus menambah pasokan oleh pengembang, khususnya landed
house.
TERKAIT:
Proyeksi ini tidak terkecuali bagi properti jenis rumah alias landed house. Properti landed house tetap akan menjadi primadona properti tahun ini, di samping sektor lain seperti apartemen dan retail space yang dianggap layak investasi.
Melihat pertumbuhan pasokan yang lebih lambat ketimbang permintaan, landed house masih sangat menjanjikan bagi Anda yang ingin berinvestasi untuk menebalkan kocek. Di mulai tahun ini, prospek landed house secara umum akan cerah hingga tiga tahun ke depan, hingga 2015 mendatang.
Jangka waktu tiga tahun merupakan siklus alamiah pasar properti apabila mengalami perkembangan yang pesat. Setelah 2015, diperkirakan properti akan menurun. Beberapa alasannya, pertama, ekonomi Indonesia masih tumbuh cukup tinggi tahun ini. Kedua, penurunan suku bunga perbankan mengikuti bunga acuan atau BI rate yang sekarang di level 6%. Dua kondisi makro ini akan menjadi penguat pertumbuhan properti sehingga tingkat investasinya pun terus naik.
"Sekarang waktunya membeli," saran Panangian Simanungkalit, pengamat properti serta pemilik Panangian School of Property.
Pergerakan bunga kredit perbankan telah memicu peningkatan permintaan dari masyarakat sekaligus menambah pasokan oleh pengembang, khususnya landed house. Maklum, sebanyak 74,56% konsumen membeli properti melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Kemudian, 16,17% dengan cara tunai bertahap, dan sisanya 9,27% secara tunai.
Sementara itu, dari sisi developer, sekitar 32,53% dana pengembang properti masih berasal dari perbankan. Alhasil, penurunan BI rate ini menguntungkan konsumen dan pengembang.
Nah, bagi Anda yang ingin membiakkan duit di landed house, prospek investasi di sektor properti ini pada 2012 masih berada di Jakarta dan sekitarnya. Prospek investasi landed house di Jabodetabek masih lebih tinggi karena kebutuhan di kawasan ini masih sangat tinggi.
Sayangnya, pasokan landed house masih rendah sehingga tidak bisa mengikuti pertumbuhan permintaan. Akibatnya, kenaikan harganya akan lebih cepat dibandingkan dengan tempat lain. (Herry Prasetyo, Marantina, Umar Idris)
Properti Masih Menjadi Pilihan Investasi yang Aman
Jakarta -
Properti bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin aman dalan
berinvestasi. Nilai properti cenderung tak terpengaruh oleh gejolak
ekonomi, melemahnya nilai rupiah misalnya.
"Permintaan untuk properti, terutama rumah cenderung stabil, tidak ada perubahan berarti dalam enam bulan terakhir. Untuk Pancanaka Group, tahun ini tumbuh 40 persen, sedangkan tahun lalu tumbuh 45-50 persen," ujar Dany Durani, Marketing Manager PT Spekta Properti Indonesia di JCC Senayan, Minggu (25/8).
Bagi Dany, investasi di properti tingkat resikonya 0 persen alias sama sekali tak beresiko. Pertimbangannya adalah nilai properti yang terus meningkat dan biaya pemeliharaan yang sangat kecil.
"Saya contohin ya. Ini yang tipe 58 tahun lalu harganya Rp300 juta, sekarang ini sudah naik jadi Rp450 juta. Soal pemeliharaan, palingan sebulan keluar uang Rp300.000 untuk keamanan dan kebersihan. Kalaupun ada musibah, rumahnya sudah diasuransikan."
Pancanaka Group sendiri menghadapi persaingan dengan memilih competitive advantage di sisi lokasi. Dany menuturkan, perusahaannya selalu memilih lokasi yang strategis yaitu dekat dengan pusat kota dan dilalui transportasi umum.
"Permintaan untuk properti, terutama rumah cenderung stabil, tidak ada perubahan berarti dalam enam bulan terakhir. Untuk Pancanaka Group, tahun ini tumbuh 40 persen, sedangkan tahun lalu tumbuh 45-50 persen," ujar Dany Durani, Marketing Manager PT Spekta Properti Indonesia di JCC Senayan, Minggu (25/8).
Bagi Dany, investasi di properti tingkat resikonya 0 persen alias sama sekali tak beresiko. Pertimbangannya adalah nilai properti yang terus meningkat dan biaya pemeliharaan yang sangat kecil.
"Saya contohin ya. Ini yang tipe 58 tahun lalu harganya Rp300 juta, sekarang ini sudah naik jadi Rp450 juta. Soal pemeliharaan, palingan sebulan keluar uang Rp300.000 untuk keamanan dan kebersihan. Kalaupun ada musibah, rumahnya sudah diasuransikan."
Pancanaka Group sendiri menghadapi persaingan dengan memilih competitive advantage di sisi lokasi. Dany menuturkan, perusahaannya selalu memilih lokasi yang strategis yaitu dekat dengan pusat kota dan dilalui transportasi umum.
Penulis: Shesar Andriawan/FER
Investasi Properti untuk Hari Esok
Nasib berbeda menerpa atlet dari cabang olahraga yang relatif tidak populer. Kontrak amatir menjadi bekal menyambung hidup. Bonus besar hanya didapatkan jika berprestasi pada multievent yang agendanya bergulir dua dan empat tahun sekali.
Nah, kenyataan itulah yang membuat banyak atlet coba-coba berinvestasi. Pendidikan tinggi, untuk sementara, tak menjadi pilihan bagi mereka.
Pebasket Rony Gunawan tegas memilih nilai kontrak tinggi daripada mendapatkan beasiswa kuliah saat ditransfer dari Cahaya Lestari Surabaya ke Satria Muda 2006 lampau. Sebagian uang itu disimpan. Setelah terkumpul dan cukup pemain jangkung berposisi center itu menukarnya dengan rumah di kawasan Kelapa Gading.
Pemain kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur, 32 tahun silam itu kemudian juga membeli rumah lagi setelah tabungannya mencukupi. "Rumah yang satu ditempati, yang lainnya mau disewakan," kata Rony.
Keputusan serupa diambil Elga Kharisma Novanda, 19 tahun. Atlet sepeda BMX itu memilih fokus mengejar prestasi di dunianya. "Sekolah memang penting tapi tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang saya raih dari BMX," kata Elga.
Nyatanya Elga mendapatkan beasiswa berlatih BMX gratis di Swiss. "Itu murni undangan UCI," kata juara Thailand Championship 2012 itu.
Secara materi Elga juga sudah meraup bonus Rp 200 juta sebagai peraih medali emas SEA Games 2011. Elga juga merasakan manisnya bonus senilai Rp 150 juta sebagai juara PON Riau 2012.
"Saya belikan rumah agar bermanfaat di esok hari," kata Elga
Ada beberapa keuntungan dari berinvestasi di properti yang menjadikan bisnis ini sebagai salah satu cara terbaik untuk mengembangkan uang.
1) Risiko yang relatif lebih kecil – tidak ada investasi yang tidak berisiko, namun investasi properti bisa dibilang lebih aman dibanding instrumen investasi finansial. Mengapa? Karena Anda dapat mengelola sendiri investasinya sehingga kendali sepenuhnya di tangan Anda. Tentu risiko dalam investasi properti tetap ada, seperti kemungkinan bangunan yang rusak, penyewa yang telat membayar sewa, dan ini tetap harus diantisipasi.
2) Tidak terlalu terpengaruh oleh faktor eksternal – dibandingkan dengan instrumen investasi finansial seperti saham atau obligasi yang nilainya sangat fluktuatif dipengaruhi oleh situasi ekonomi politik, tingkat inflasi dan suku bunga, investasi di bidang properti walaupun juga terpengaruh faktor luar, tetapi perubahannya tidak akan terlalu cepat. Misalnya, harga rumah tidak akan serta-merta berubah dalam semalam tetapi mebutuhkan bulanan hingga tahunan untuk berubah.
3) Laba/keuntungan yang besar – investasi di bidang properti memberikan peluang untuk mendapat keuntungan yang sangat besar. Banyak pengusaha-pengusaha ternama dunia yang sukses berinvestasi melalui properti. Khusus untuk pasar properti di Jakarta, peluangnya sangat menjanjikan. Dalam kelas edukasi finansial yang diselenggarakan oleh Citibank beberapa waktu lalu, Luke Rowe dari Jones Lang Lasalle Indonesia menyebutkan bahwa tingkat okupansi properti komersial seperti gedung-gedung perkantoran di Jakarta mencapai 90% yang menyebabkan harga sewa melunjak naik dengan cepat. Begitu pula dengan pasar properti perumahan dan apartemen dengan harga beli pada kisaran $200,000-250,000 dapat disewakan pada harga Rp20-25 juta per bulannya. Ini akan dapat memberikan keuntungan pendapatan pada kisaran 8-10%. Jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya seperti Singapura atau Hong Kong, harga sewa di Jakarta masih jauh lebih murah. Oleh karena itu, Luke Rowe meyakinkan bahwa untuk minimal 3 tahun ke depan, harga properti di Jakarta akan terus naik dan tidak akan mengalami masalah oversupply.
4) Dapat menggunakan uang orang lain untuk berinvestasi – ini adalah salah satu fitur paling menarik dari investasi properti, yaitu sistemnya memungkinkan kita untuk menggunakan uang orang lain untuk membiayai investasi kita. Tidak seperti investasi lain yang akan sangat bergantung pada seberapa banyak uang tunai yang Anda miliki, investasi properti dapat dilakukan dengan membayar uang muka saja 20-30% dari harga propertinya. Kalau kita investasi di pasar modal, seperti saham, obligasi, reksa dana, maupun investasi emas atau karya seni, semuanya akan sangat tergantung pada seberapa banyak uang tunai yang kita miliki. Sedangkan investasi properti bisa dilakukan hanya dengan 20-30% harga propertinya. Sisanya dapat dibiayai melalui pinjaman ke bank. Implikasinya adalah dengan nominal uang yang sama (misal Rp20 juta) Anda dapat memperoleh aset properti senilai Rp100 juta, tetapi jika membeli investasi lain, jumlah saham/obligasi/reksadana/emas/karya seni tetap hanya senilai Rp20 juta. Dengan demikian, investasi properti memberikan peluang yang lebih besar dan cepat untuk melipatgandakan aset.
5) Pendapatan arus kas (cash flow) rutin – dari hasil uang sewa, Anda dapat memperoleh arus kas rutin sebagai pemasukan untuk menjamin kestabilan finansial Anda. Semakin banyak properti yang Anda miliki maka akan semakin besar pula arus kas yang akan Anda terima.
–
Tertarik untuk terjun ke dunia properti? Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk memulai investasi properti?
1) Tetapkan tujuan dari investasi Anda secara spesifik dan terukur – misalnya, apakah tujuan Anda adalah mendapatkan arus kas rutin bulanan senilai Rp5 juta atau membeli properti murah yang diproyeksikan akan naik 5 kali lipat harganya setelah 10 tahun ke depan.
2) Tentukan jenis properti yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut – apakah rumah tinggal, apartemen, rumah kost-kostan, bangunan komersial, dan lain sebagainya.
3) Lakukan riset tentang properti yang akan Anda beli – survey informasi mengenai lingkungan lokasi, keamanan, fasilitas, akses, tingkat kenaikan harga selama beberapa tahun ke belakang, proyeksi ke depan, segala kelebihan maupun kekurangan dari kepemilikan properti tersebut sehingga Anda juga dapat mengantisipasi risiko yang terkait.
4) Lakukan riset tentang suku bunga, kenaikan harga properti secara umum, dan harga sewa, terutama jika Anda berencana untuk menggunakan pembiayaan dari bank. Bandingkan berbagai pilihan skema pembiayaan yang ada dan pilihlah yang paling aman dan menguntungkan.
Selamat memetik keuntungan dari investasi properti Anda!
Investasi Properti untuk Hari Esok
Femidiah - detikSport
Ilustrasi: ist
Jakarta - Para atlet cabang olahraga
bulutangkis dan sepakbola tak perlu pusing memikirkan kantong
masing-masing. Mereka diikat kontrak secara professional oleh klub atau
sponsor.Nasib berbeda menerpa atlet dari cabang olahraga yang relatif tidak populer. Kontrak amatir menjadi bekal menyambung hidup. Bonus besar hanya didapatkan jika berprestasi pada multievent yang agendanya bergulir dua dan empat tahun sekali.
Nah, kenyataan itulah yang membuat banyak atlet coba-coba berinvestasi. Pendidikan tinggi, untuk sementara, tak menjadi pilihan bagi mereka.
Pebasket Rony Gunawan tegas memilih nilai kontrak tinggi daripada mendapatkan beasiswa kuliah saat ditransfer dari Cahaya Lestari Surabaya ke Satria Muda 2006 lampau. Sebagian uang itu disimpan. Setelah terkumpul dan cukup pemain jangkung berposisi center itu menukarnya dengan rumah di kawasan Kelapa Gading.
Pemain kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur, 32 tahun silam itu kemudian juga membeli rumah lagi setelah tabungannya mencukupi. "Rumah yang satu ditempati, yang lainnya mau disewakan," kata Rony.
Keputusan serupa diambil Elga Kharisma Novanda, 19 tahun. Atlet sepeda BMX itu memilih fokus mengejar prestasi di dunianya. "Sekolah memang penting tapi tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang saya raih dari BMX," kata Elga.
Nyatanya Elga mendapatkan beasiswa berlatih BMX gratis di Swiss. "Itu murni undangan UCI," kata juara Thailand Championship 2012 itu.
Secara materi Elga juga sudah meraup bonus Rp 200 juta sebagai peraih medali emas SEA Games 2011. Elga juga merasakan manisnya bonus senilai Rp 150 juta sebagai juara PON Riau 2012.
"Saya belikan rumah agar bermanfaat di esok hari," kata Elga
Keuntungan Berinvestasi di Bidang Properti
Ada beberapa keuntungan dari berinvestasi di properti yang menjadikan bisnis ini sebagai salah satu cara terbaik untuk mengembangkan uang.
1) Risiko yang relatif lebih kecil – tidak ada investasi yang tidak berisiko, namun investasi properti bisa dibilang lebih aman dibanding instrumen investasi finansial. Mengapa? Karena Anda dapat mengelola sendiri investasinya sehingga kendali sepenuhnya di tangan Anda. Tentu risiko dalam investasi properti tetap ada, seperti kemungkinan bangunan yang rusak, penyewa yang telat membayar sewa, dan ini tetap harus diantisipasi.
2) Tidak terlalu terpengaruh oleh faktor eksternal – dibandingkan dengan instrumen investasi finansial seperti saham atau obligasi yang nilainya sangat fluktuatif dipengaruhi oleh situasi ekonomi politik, tingkat inflasi dan suku bunga, investasi di bidang properti walaupun juga terpengaruh faktor luar, tetapi perubahannya tidak akan terlalu cepat. Misalnya, harga rumah tidak akan serta-merta berubah dalam semalam tetapi mebutuhkan bulanan hingga tahunan untuk berubah.
3) Laba/keuntungan yang besar – investasi di bidang properti memberikan peluang untuk mendapat keuntungan yang sangat besar. Banyak pengusaha-pengusaha ternama dunia yang sukses berinvestasi melalui properti. Khusus untuk pasar properti di Jakarta, peluangnya sangat menjanjikan. Dalam kelas edukasi finansial yang diselenggarakan oleh Citibank beberapa waktu lalu, Luke Rowe dari Jones Lang Lasalle Indonesia menyebutkan bahwa tingkat okupansi properti komersial seperti gedung-gedung perkantoran di Jakarta mencapai 90% yang menyebabkan harga sewa melunjak naik dengan cepat. Begitu pula dengan pasar properti perumahan dan apartemen dengan harga beli pada kisaran $200,000-250,000 dapat disewakan pada harga Rp20-25 juta per bulannya. Ini akan dapat memberikan keuntungan pendapatan pada kisaran 8-10%. Jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya seperti Singapura atau Hong Kong, harga sewa di Jakarta masih jauh lebih murah. Oleh karena itu, Luke Rowe meyakinkan bahwa untuk minimal 3 tahun ke depan, harga properti di Jakarta akan terus naik dan tidak akan mengalami masalah oversupply.
4) Dapat menggunakan uang orang lain untuk berinvestasi – ini adalah salah satu fitur paling menarik dari investasi properti, yaitu sistemnya memungkinkan kita untuk menggunakan uang orang lain untuk membiayai investasi kita. Tidak seperti investasi lain yang akan sangat bergantung pada seberapa banyak uang tunai yang Anda miliki, investasi properti dapat dilakukan dengan membayar uang muka saja 20-30% dari harga propertinya. Kalau kita investasi di pasar modal, seperti saham, obligasi, reksa dana, maupun investasi emas atau karya seni, semuanya akan sangat tergantung pada seberapa banyak uang tunai yang kita miliki. Sedangkan investasi properti bisa dilakukan hanya dengan 20-30% harga propertinya. Sisanya dapat dibiayai melalui pinjaman ke bank. Implikasinya adalah dengan nominal uang yang sama (misal Rp20 juta) Anda dapat memperoleh aset properti senilai Rp100 juta, tetapi jika membeli investasi lain, jumlah saham/obligasi/reksadana/emas/karya seni tetap hanya senilai Rp20 juta. Dengan demikian, investasi properti memberikan peluang yang lebih besar dan cepat untuk melipatgandakan aset.
5) Pendapatan arus kas (cash flow) rutin – dari hasil uang sewa, Anda dapat memperoleh arus kas rutin sebagai pemasukan untuk menjamin kestabilan finansial Anda. Semakin banyak properti yang Anda miliki maka akan semakin besar pula arus kas yang akan Anda terima.
–
Tertarik untuk terjun ke dunia properti? Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk memulai investasi properti?
1) Tetapkan tujuan dari investasi Anda secara spesifik dan terukur – misalnya, apakah tujuan Anda adalah mendapatkan arus kas rutin bulanan senilai Rp5 juta atau membeli properti murah yang diproyeksikan akan naik 5 kali lipat harganya setelah 10 tahun ke depan.
2) Tentukan jenis properti yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut – apakah rumah tinggal, apartemen, rumah kost-kostan, bangunan komersial, dan lain sebagainya.
3) Lakukan riset tentang properti yang akan Anda beli – survey informasi mengenai lingkungan lokasi, keamanan, fasilitas, akses, tingkat kenaikan harga selama beberapa tahun ke belakang, proyeksi ke depan, segala kelebihan maupun kekurangan dari kepemilikan properti tersebut sehingga Anda juga dapat mengantisipasi risiko yang terkait.
4) Lakukan riset tentang suku bunga, kenaikan harga properti secara umum, dan harga sewa, terutama jika Anda berencana untuk menggunakan pembiayaan dari bank. Bandingkan berbagai pilihan skema pembiayaan yang ada dan pilihlah yang paling aman dan menguntungkan.
Selamat memetik keuntungan dari investasi properti Anda!
Rencana Penaikan Pajak Properti Dinilai Memberatkan
Jakarta -
Rencana pemerintah menggenjot pajak sektor properti pada 2014 dinilai
memberatkan bisnis ini. Apalagi, selama ini, sektor properti sudah cukup
besar menyumbang negara lewat pajak yang cukup tinggi.
Pandangan tersebut disampaikan oleh konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Anton Sitorus, pengamat Properti Ali Tranghanda, serta Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso.
Associate Director Research JLL Anton Sitorus mengatakan, rencana pemerintah menggenjot pendapatan lewat pajak pada sektor properti memberatkan bisnis ini. Di samping itu juga akan mengganggu pasar properi di Indonesia yang kini sedang tumbuh.
"Saya cenderung kurang setuju, kalau sektor properti dikenai pajak tambahan lagi. Karena saat ini pajak sektor properti sudah banyak sekali instrumennya dan juga cukup tinggi. Mulai pajak penghasilan, pajak tambahan dan lainnya yang mencapai 35%,"kata Anton, di Jakarta, Senin (19/8).
Bila hal tersebut akan diterapkan pemerintah, tentu berdampak terhadap bisnis properti di Indonesia. Bisa saja para investor akan mencari tempat baru yang lebih menanjikan, dibandingkan berbisnis properti di Indonesia.
"Justru yang harus diefektifkan adalah peran dan petugas pajak sendiri, bukan pajaknya yang dinaikkan," ujar dia.
Tidak hanya properti sektor kelas menengah atas yang kena dampaknya, tetapi juga properti kelas bawah yang selama ini masih disubsidi.
"Paling terasa adalah rumah MBR, ditambah lagi daya beli masyarakat yang terus menurun," tegas Anton.
Oleh karenanya, Anton lebih setuju dengan usulan Bank Indonesia (BI) untuk menerapkan aturan LTV bagi rumah kedua dan ketiga, guna menjaga stabilitas harga properti.
"Bukan menaikkan pajaknya yang akan berdampak kepada bisnis dan pasar proper ti di Indonesia,” ujar dia.
Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mengatakan, selama ini pengembang properti sudah berkontribusi besar terhadap negara melalui pajak.
Bahkan, di sektor properti pajaknya bertingkat dan banyak segmennya. Kalaupun nanti tahun depan mau dinaikkan, dari sisi mana akan dinaikkan.
"Selama ini aturan UU-nya jelas. Kalau dinaikkan pajaknya dari sisi mana dan aturannya seperti apa," tanya dia.
Oleh karenanya, kejelasan pemerintah dinilai penting bila ada rencana menaikkan pajak pada sektor properti tahun depan.
"Saya melihat statemennya masih belum jelas soal rencana kenaikkan pajak properti ini," kata dia.
Dia juga meminta pemerintah untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat mengenai kenaikan pajak ini. Dengan demikian, pengembang maupun konsumen tidak merasa terbebani. Sebab selama ini pajak sektor properti sudah cukup tinggi.
Direktur Indonesian Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, rencana pemerintah meningkatkan pendapatan pajak di sektor properti dinilai memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan properti yang saat ini tumbuh melambat. Pemerintah seharusnya menyasar sektor properti sejak dua tahun lalu.
"Sekarang sedikit terlambat karena pertumbuhan juga sedang melambat. Kalau dua tahun lalu itu tepat karena sedang bertumbuh drastis," kata dia.
Menurut Ali, konsumen dan pengembang properti saat ini sedang kesulitan karena aturan yang ketat dari perbankan akibat rencana Bank Indonesia menerapkan loan to value sebesar 70% per September tahun ini. Aturan tersebut akan menerapkan biaya 40% bagi pembeli yang memanfaatkan dana bank.
"Ini saja sudah memberatkan karena biaya bayar di muka untuk pembeli rumah diterapkan 40%," jelas dia.
Berdasarkan data Knight Frank Indonesia, pajak properti di Indonesia di antaranya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sebesar 20%. Sementara, sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia tidak mengenakan pajak ini kepada pembeli properti. Selain itu, terdapat pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar 5%. Di ketiga negara tetangga, pajak serupa hanya sebesar 2-5%. Meskipun pajak yang dikenakan tinggi, sambung Hasan, Indonesia bisa meningkatkan pendapatan melalui pajak dari kepemilikan properti asing. Namun, hal ini belum diatur oleh pemerintah, sehingga Indonesia akan kehilangan devisa dari sektor ini.
Berdasarkan catatan Real Estat Indonesia (REI), potensi pajak yang bisa diterima dari kepemilikan asing sebesar Rp 10 triliun per tahun dengan rata-rata 10.000 unit apartemen seharga Rp 2,5 miliar dibeli oleh orang asing. Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch Ali Tranghanda mengungkapkan, potensi pajak di sektor properti cukup besar. Namun, dia belum bisa meng- hitung potensi perolehan pajak tersebut. "Menteri Perumahan Rakyat sebelumnya mengatakan PPN di sektor properti saja bisa Rp 22 triliun, tapi jumlahnya bisa lebih besar dari itu," kata dia.
Hasan menambahkan, imbal hasil dari properti nasional, khususnya kondominium ditaksir bisa mencapai 8-10% per tahun. Namun, itu tergantung dari lokasi dan kualitas kondominium yang disewakan, termasuk wilayah pusat bisnis. Sedangkan untuk rumah tapak yang disewakan kepada ekspatriat bisa lebih tinggi sekitar 10-15% per tahun. "Wilayah Kemang dan Pondok Indah lebih banyak dipilih orang asing," kata dia. Hasan menambahkan, investor yang membeli properti di Tanah Air juga akan mendapatkan capital gain yang cukup besar.
Di sektor kondominium, capital gain yang diperoleh bisa mencapai 28% sepanjang setengah tahun pertama 2012. Sedangkan di sektor perumahan mewah bisa diperoleh sebesar 4-5% per tahun. "Jadi, meski pajak properti di Indonesia tinggi, mereka masih melihat properti Indonesia sangatlah prospektif," terang dia. Namun begitu, sambung Hasan, investor, konsumen, maupun pengembang mesti mewaspadai tingginya harga properti saat ini. Sebab, pasar membutuhkan keseimbangan harga agar tidak jadi gejolak. "Ketika itu terjadi, permintaan tentu akan turun. Tapi itu tidak akan terjadi pada tahun ini," kata dia. ID/Eko Adityo Nugroho/Feriawan Hidayat - Beritasatu
Pandangan tersebut disampaikan oleh konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Anton Sitorus, pengamat Properti Ali Tranghanda, serta Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso.
Associate Director Research JLL Anton Sitorus mengatakan, rencana pemerintah menggenjot pendapatan lewat pajak pada sektor properti memberatkan bisnis ini. Di samping itu juga akan mengganggu pasar properi di Indonesia yang kini sedang tumbuh.
"Saya cenderung kurang setuju, kalau sektor properti dikenai pajak tambahan lagi. Karena saat ini pajak sektor properti sudah banyak sekali instrumennya dan juga cukup tinggi. Mulai pajak penghasilan, pajak tambahan dan lainnya yang mencapai 35%,"kata Anton, di Jakarta, Senin (19/8).
Bila hal tersebut akan diterapkan pemerintah, tentu berdampak terhadap bisnis properti di Indonesia. Bisa saja para investor akan mencari tempat baru yang lebih menanjikan, dibandingkan berbisnis properti di Indonesia.
"Justru yang harus diefektifkan adalah peran dan petugas pajak sendiri, bukan pajaknya yang dinaikkan," ujar dia.
Tidak hanya properti sektor kelas menengah atas yang kena dampaknya, tetapi juga properti kelas bawah yang selama ini masih disubsidi.
"Paling terasa adalah rumah MBR, ditambah lagi daya beli masyarakat yang terus menurun," tegas Anton.
Oleh karenanya, Anton lebih setuju dengan usulan Bank Indonesia (BI) untuk menerapkan aturan LTV bagi rumah kedua dan ketiga, guna menjaga stabilitas harga properti.
"Bukan menaikkan pajaknya yang akan berdampak kepada bisnis dan pasar proper ti di Indonesia,” ujar dia.
Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mengatakan, selama ini pengembang properti sudah berkontribusi besar terhadap negara melalui pajak.
Bahkan, di sektor properti pajaknya bertingkat dan banyak segmennya. Kalaupun nanti tahun depan mau dinaikkan, dari sisi mana akan dinaikkan.
"Selama ini aturan UU-nya jelas. Kalau dinaikkan pajaknya dari sisi mana dan aturannya seperti apa," tanya dia.
Oleh karenanya, kejelasan pemerintah dinilai penting bila ada rencana menaikkan pajak pada sektor properti tahun depan.
"Saya melihat statemennya masih belum jelas soal rencana kenaikkan pajak properti ini," kata dia.
Dia juga meminta pemerintah untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat mengenai kenaikan pajak ini. Dengan demikian, pengembang maupun konsumen tidak merasa terbebani. Sebab selama ini pajak sektor properti sudah cukup tinggi.
Direktur Indonesian Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, rencana pemerintah meningkatkan pendapatan pajak di sektor properti dinilai memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan properti yang saat ini tumbuh melambat. Pemerintah seharusnya menyasar sektor properti sejak dua tahun lalu.
"Sekarang sedikit terlambat karena pertumbuhan juga sedang melambat. Kalau dua tahun lalu itu tepat karena sedang bertumbuh drastis," kata dia.
Menurut Ali, konsumen dan pengembang properti saat ini sedang kesulitan karena aturan yang ketat dari perbankan akibat rencana Bank Indonesia menerapkan loan to value sebesar 70% per September tahun ini. Aturan tersebut akan menerapkan biaya 40% bagi pembeli yang memanfaatkan dana bank.
"Ini saja sudah memberatkan karena biaya bayar di muka untuk pembeli rumah diterapkan 40%," jelas dia.
Pajak Properti Indonesia Paling Tinggi di Kawasan Asean
Pengenaan pajak properti di Indonesia lebih banyak dan tertinggi dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Uniknya, meski dibebani nilai pajak yang tinggi, investor masih melihat industri properti nasional masih sangat prospektif dengan imbal hasil (yield) dan potensi capital gain tinggi. "Kedua hal itu yang membuat investor masih tertarik berinvestasi properti di Indonesia, meski harus dikenakan pajak yang tinggi dibandingkan negara lain," papar Hasan Pamudji, Senior Manager Research Knight Frank Indonesia, di Jakarta, Selasa (7/8).Berdasarkan data Knight Frank Indonesia, pajak properti di Indonesia di antaranya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sebesar 20%. Sementara, sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia tidak mengenakan pajak ini kepada pembeli properti. Selain itu, terdapat pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar 5%. Di ketiga negara tetangga, pajak serupa hanya sebesar 2-5%. Meskipun pajak yang dikenakan tinggi, sambung Hasan, Indonesia bisa meningkatkan pendapatan melalui pajak dari kepemilikan properti asing. Namun, hal ini belum diatur oleh pemerintah, sehingga Indonesia akan kehilangan devisa dari sektor ini.
Berdasarkan catatan Real Estat Indonesia (REI), potensi pajak yang bisa diterima dari kepemilikan asing sebesar Rp 10 triliun per tahun dengan rata-rata 10.000 unit apartemen seharga Rp 2,5 miliar dibeli oleh orang asing. Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch Ali Tranghanda mengungkapkan, potensi pajak di sektor properti cukup besar. Namun, dia belum bisa meng- hitung potensi perolehan pajak tersebut. "Menteri Perumahan Rakyat sebelumnya mengatakan PPN di sektor properti saja bisa Rp 22 triliun, tapi jumlahnya bisa lebih besar dari itu," kata dia.
Hasan menambahkan, imbal hasil dari properti nasional, khususnya kondominium ditaksir bisa mencapai 8-10% per tahun. Namun, itu tergantung dari lokasi dan kualitas kondominium yang disewakan, termasuk wilayah pusat bisnis. Sedangkan untuk rumah tapak yang disewakan kepada ekspatriat bisa lebih tinggi sekitar 10-15% per tahun. "Wilayah Kemang dan Pondok Indah lebih banyak dipilih orang asing," kata dia. Hasan menambahkan, investor yang membeli properti di Tanah Air juga akan mendapatkan capital gain yang cukup besar.
Di sektor kondominium, capital gain yang diperoleh bisa mencapai 28% sepanjang setengah tahun pertama 2012. Sedangkan di sektor perumahan mewah bisa diperoleh sebesar 4-5% per tahun. "Jadi, meski pajak properti di Indonesia tinggi, mereka masih melihat properti Indonesia sangatlah prospektif," terang dia. Namun begitu, sambung Hasan, investor, konsumen, maupun pengembang mesti mewaspadai tingginya harga properti saat ini. Sebab, pasar membutuhkan keseimbangan harga agar tidak jadi gejolak. "Ketika itu terjadi, permintaan tentu akan turun. Tapi itu tidak akan terjadi pada tahun ini," kata dia. ID/Eko Adityo Nugroho/Feriawan Hidayat - Beritasatu
~ REPUTASI PENDIRI PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY
REPUTASI PENDIRI PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY
INFORMASI PENDAFTARAN :
Anjas : 0813.1478.0222
PENGAKUAN NEGARA
Sejak tahun 1999, Panangian Simanungkalit merupakan anggota tim penasehat Menteri Negara Perumahan Republik Indonesia. Pada tahun 2004, Panangian Simanungkalit ditunjuk sebagai tenaga ahli Menteri Perumahan M. yusuf Asy’ari.
PENGAKUAN PEMERINTAH PUSAT
Sejak tahun 1999 hingga 2005, Panangian Simanungkalit menduduki posisi penasehat Pemerintah untuk pemulihan sektor properti Indonesia. Beliau memiliki peran kepemimpinan yang signifikan dalam restrukturiasi sektor properti di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan hingga kini menjadi konsultan PPA (Perusahaan Penyelolaan Asset).
PENGAKUAN PEMERINTAH DAERAH
Sejak tahun 2007, Panangian Simanungkalit menjadi konsultan Pemda DKI perihal penagihan kewajiban pengembang pemegang SIPPT (Surat Ijin Penunjukkan Penggunaan Tanah) untuk membangun rumah susun, fasilitas-fasilitas sosial dan fasilitas-fasilitas umum di DKI.
PENGAKUAN SEKTOR SWASTA
Pada tahun 2003, Panangian Simanungkalit memperoleh anugerah “The Golden Award” dari asosiasi Pengembang Real Estate Indonesia (REI) pada perayaan ulang tahun REI ke-32 di Bali.
PENGAKUAN PUBLIK
Panangian Simanungkalit dikenal luas sebagai pengamat dan pakar properti yang disegani karena memiliki analisis tajam, pemikiran luas, sikap independen dan opini obyektif sejak tahun 1999.
INFORMASI PENDAFTARAN :
ANJAS : 0813.1478.0222
Email : panangianschoolofproperty1@gmail.com
ANJAS : 0813.1478.0222
Email : panangianschoolofproperty1@gmail.com
~ VISI DAN MISI PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY
VISI DAN MISI PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY
Dr. Ir. Panangian Simanungkalit, MSc, RIM (Pakar Properti No.1 Di. Indonesia)
Pendiri PSP Calon Peserta Sekalian,
Booming Properti Selama Sepuluh tahun terakhir tak lepas dari kesuksesan yang diraih Panagian School of Property
dengan melahirkan para pemimpin serta para ahli dibidang properti.
Sejak didirikan telah lebih dari 1000 alumni tersebar dibidang
properti, seperti : Developer, Property Marketer, Property Appraiser, Property Manager, Property Consultant.
Tidak hanya itu, para alumni juga tersebar di bidang-bidang lain
yang berkaitan dengan properti, seperti : Pasar Modal, Perbankan,
Asuransi, Asset Management, dan lainnya.
Oleh
karena itu, kami selalu merancang bahan-bahan pengajaran yang
bersifat relevan dan praktis guna mendongkrak karir Anda serta
membantu anda mencapai puncak teratas dalam bisnis properti.
Di Panangian School of Property,
kami menganggap anda sebagai pribadi yang unik. Untuk itu, kami
hadirkan para instruktur dari jaringan propfesional properti
terkemuka. Para instruktur kami memiliki komitmen untuk menciptakan
lingkungan yang suportif dan akrab, sehingga Anda dapat terinspirasi
serta memperoleh dukungan dan mutu pendidikan yang luar biasa.
Akhir kata, saya secara pribadi beserta Tim Instruktur menantikan keikutsertaan Anda dalam program kami.
NOTE :
"KULIAH
TIDAK DI BATASI MASUK BERAPAKALI, GRATIS SEUMUR HIDUP, JIKA ANDA BELUM
MEMAHAMI MATERI-MATERI YANG DISAMPAIKAN, BISA IKUT KEMBALI, DIANGKATAN
BERIKUTNYA, GRATIS".
INFORMASI PENDAFTARAN : ANJAS : 0813.1478.0222 Email : panangianschoolofproperty1@gmail.com |
~ Program Certified Property Investor (CPI)
Program Certified Property Investor (CPI)
INFORMASI PENDAFTARAN
Anjas : 0813.1478.0222
Pin BB : 2103FB81
Program Certified Property Investor (CPI)
adalah Program yang akan mengajarkan kepada anda sekalian, bagaimana cara berinvestasi dengan ROI 150%/Thn dalam Investasi Properti. program ini diadakan, karna pengalaman dari Bpk DR. Ir. Panangian Simanungkalit, MSc, RIM dalam Berinvestasi dengan ROI 150/Thn.
adalah Program yang akan mengajarkan kepada anda sekalian, bagaimana cara berinvestasi dengan ROI 150%/Thn dalam Investasi Properti. program ini diadakan, karna pengalaman dari Bpk DR. Ir. Panangian Simanungkalit, MSc, RIM dalam Berinvestasi dengan ROI 150/Thn.
INFORMASI PENDAFTARAN
Anjas : 0813.1478.0222
Pin BB : 2103FB81
Posted 1 week ago by Panangian simanungakalit
Langganan:
Postingan (Atom)